Awal pertama,
Tersirap darah gejolak pesona
Curi pandang gemuh di dada.
Mengapa? Apakah ini namanya cinta ?
Kini, wajahnya di mana – mana
Penuhi dadaku ingin berjumpa
Rindu di hati senantias
Tapi,
Hatiku kecut untuk berkata.
Apakah kau akan menerima ?
Kuberkaca,
Jelma wajahmu di sisiku
Sejoli, sangat serasi
Senyum di bibir hiasi berdua
Tapi, itu fatamorgana
Kasih…….,
Hari- hariku kulalui dengan anganku
Bunga cintaku tumbuh sendiri
Debaran cintaku menghipit di hati
Kau tak pernah tahu
Biarlah kupendam selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar