Minggu, 25 April 2010

TENDER PROCESS AS A CONTRACT UNDER AUSTRALIAN CONTRACT LAW

TENDER PROCESS AS A CONTRACT UNDER

AUSTRALIAN CONTRACT LAW

Abstract

The primary focus of this paper is to examine the elements of tendering process legal rights under Australia jurisdiction. The context brought here is a tendering process situation where the entity inviting tender is the government with private on the other side (as tenderers ), a circumstance in which requires more in the process . To this regard, this paper reflects on Matthew Bell’s article about a new approach recently acknowledged in Australia, which set up a new conceptual basis about tender in Australia . The new conceptual basis on tendering has departed from the tradisional contractual concept under common law , which has not yet acknowledged the tendering process as having a contractual obligation , to a move toward recognition of such contract . This concept is called “bid contract”. Bid contract comprises terms that the promised procedure for analysis of the tenders will be followed and if it is not , then there may be a of bid contract.

Learning from Australia experience, it is interesting to underline of fact that tendering process is capable of being treated as contract , or more accurately as Finn J put it – a “process” contract – under the law of contract. This paper therefore will be an investigation on the aspect of contractual relationship in Hughes aircraft case as scrutinised in Matthew bell ‘s article the paper will not go too further in examining other Australian’s potential scheme to pursue tendering claims such as judicial review under administrative law. Such discussion will be considered overwhelming for this limited study.

The Basis of process contract

This paper will examine as well as high light matthew bell’s article on hunghes care upon which the critical importance of the basis of process contract had been set out . In addition .Paul el liot ‘s article on Hughes case is also of a great assistance in providing a clearer A clearer observance of the case . This examination is essential to provide conceptual basis for the ground of understanding towards the common law system.

1.Traditional Approach in contract law

In trying to construct the elements applying to an action for damages for breach of a process contract .beel made a proposition that there is no reason why the elements should be different to those applying to breach of quired to establish that :1) a legally en for ceable contract was in existence between the parties;2) the defendant has breached a term of that contract ;3) the plaintiff has suffered loss as result of that breach . Thus, the case analysis is to construct the respective elements. As a matter of tradisional common law of contract , the period before the award of acontract attacts no contractual obligation a mere request by the crown or one of its statutory authorities for bids to provide goods or services thus does not create contractual relations nor would such a requaest by any other entity with capacity to contract . thus , in the normal course the absence of of fer and acceptance supported by consideration sufficient to from a contract means that an invitation to tender is no more that an invitation to treat , entitlingtenderrs to make an offer which the invitor may then choose to accept negotiate or reject. The situation is analogous to that of a bookseller as desribed by Somervell LJ in his classic exposition on invitation to treat:

Enabling customers [ie,in tremsof this analogy, invitors of tenders] to have free access to what is in the shop [ tenders] to look at the different articles and then , ultimately …to come up to the assistant [ preferred tenderer] say ing “I want this “ the assistant in 999 times out of 1000 say “That is all right;”and the money passes and the transaction is completed [ ultimate contract is formed]

As a matter of judicial activity , however this point of view is regarded insufficient to reflect the growing need for justice.

2. New Approach for tendering process in common law countries other that Australia

A series of cases decided in Canada, England, and new Zealand has established that,in appropriate circumstances, a process contract may come into effect governing the tender process on the one hand , judicial activity tried to seize the tradisional constraint of contract law by asserting flexibility for government ‘s discretion to tender.on the other hand ,the growing need for a more appropriate texture in construction contract should be in a form of accommodating all aspects in construction law (in this regard: tendering process) . the double concerns can be seen from the case example it held on the above case ,the plainitiff had established a contract and that the local council ,in selecting a particular tenderer ,had bound itself by the terms it had itself imposed.the supreme conrt of Canada ruled ,that when such terms so provide, the term of the request for tender documentation . wiil bind the invitor and any tenderer which submits a tender in accordance with the,from the time at which the tender is submitted the decision in this case was appliedin 1984 by the new zaelnd supreme court in mark , where the defendant council was held not to be able to withdraw its offer to conduct a ballot for subdivisions of land once the plaintiffs had submitted their applications for inclusion in the ballot in accordance with the advertisement

The English court of appeal in made a decision on which can be implied there was a binding relationship in a pre-award tender period. In the circumstances of case theinvitation to tender document was analysed as an of fer rather that as a mere invitation to treat .this was emphasized because of the scrict nature of the procedure whwrein the councli’s standing orders attached notice in red saying no tender which is received after last date and time specified shall de admitted for consideration.

SEBAGAI PROSES TENDER DALAM KONTRAK AUSTRALIA

HUKUM KONTRAK


Abstrak
Fokus utama dari makalah ini adalah untuk menguji unsur-unsur proses tender hak hukum di bawah yurisdiksi Australia. Konteks di sini adalah membawa situasi proses tender di mana entitas mengundang tender adalah pemerintah dengan swasta di sisi lain (seperti tender), suatu keadaan di mana memerlukan lebih dalam prosesnya. Untuk hal ini, makalah ini mencerminkan pada artikel Matius Bell tentang pendekatan baru baru-baru ini diakui di Australia, yang membentuk dasar konseptual baru tentang tender di Australia. Dasar konseptual baru pada tender telah berangkat dari konsep kontrak tradisional di bawah hukum umum, yang belum mengakui proses tender memiliki kewajiban kontraktual, untuk bergerak ke arah pengakuan kontrak tersebut. Konsep ini disebut "tawaran kontrak". Tawaran kontrak terdiri dari istilah-istilah yang dijanjikan prosedur untuk analisis tender akan diikuti dan jika tidak, maka mungkin ada tawaran kontrak.
Belajar dari pengalaman Australia, sangat menarik untuk menggarisbawahi fakta bahwa proses tender yang mampu diperlakukan sebagai kontrak, atau lebih tepat sebagai Finn J menaruhnya - proses "" kontrak - di bawah hukum kontrak. Tulisan ini karenanya akan menjadi penyidikan terhadap aspek hubungan kontrak dalam kasus pesawat Hughes seperti yang diteliti dalam lonceng Matius 'artikel s kertas tidak akan terlalu jauh dalam memeriksa skema lainnya Australia potensi untuk mengejar tender klaim seperti judicial review di bawah hukum administrasi. diskusi tersebut akan dianggap luar biasa untuk studi ini terbatas.
Dasar proses kontrak
Makalah ini akan memeriksa serta artikel Matius bel cahaya tinggi di atas perawatan yang hunghes pentingnya dasar proses kontrak telah ditetapkan. Anggaran Selain Paulus liot. el 'pada kasus Hughes juga merupakan bantuan besar dalam menyediakan memperhatikan A jelas lebih jelas tentang kasus ini. Pemeriksaan ini penting untuk memberikan dasar konseptual untuk dasar pemahaman terhadap sistem hukum umum.

1.Traditional Pendekatan dalam hukum kontrak
Dalam upaya untuk membangun unsur-unsur yang berlaku untuk suatu tindakan untuk kerusakan untuk pelanggaran kontrak proses. Beel membuat proposisi bahwa tidak ada alasan mengapa elemen harus berbeda dengan yang berlaku untuk pelanggaran diperlukan untuk menetapkan bahwa: 1) secara hukum id untuk kontrak ceable itu ada antara pihak; 2) terdakwa telah melanggar jangka waktu kontrak itu; 3) penggugat telah menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggaran itu. Dengan demikian, analisis kasus ini adalah untuk membangun elemen-elemen masing-masing. Sebagai masalah hukum umum tradisional kontrak, periode sebelum pemberian attacts tidak ada kewajiban kontraktual acontract permintaan hanya oleh mahkota atau salah satu kewenangan wajib untuk tawaran untuk menyediakan barang atau jasa sehingga tidak menciptakan hubungan kontrak juga tidak akan seperti requaest oleh entitas lain dengan kapasitas untuk kontrak. demikian, dalam normal tidak adanya pupuk dan penerimaan didukung oleh pertimbangan yang cukup untuk dari kontrak berarti bahwa undangan untuk tender tidak lebih bahwa undangan untuk mengobati, entitlingtenderrs untuk membuat penawaran yang Pengundang kemudian dapat memilih untuk menerima bernegosiasi atau menolak. Situasi ini analog dengan penjual buku sebagai desribed oleh Somervell LJ di eksposisi klasik tentang undangan untuk mengobati:
Mengaktifkan pelanggan yaitu [, dalam tremsof analogi ini, invitors dari tender] untuk memiliki akses bebas untuk apa yang ada di toko [tender] untuk melihat artikel berbeda dan kemudian, akhirnya ... untuk datang ke [] tenderer asisten mengatakan pilihan ing "Aku ingin ini" asisten di 999 kali dari 1000 mengatakan "Itu semua benar;" dan uang itu berlalu dan transaksi selesai [kontrak utama dibentuk]
Sebagai soal kegiatan peradilan, namun sudut pandang ini dianggap cukup untuk mencerminkan meningkatnya kebutuhan akan keadilan.

2. Pendekatan Baru untuk proses tender di negara hukum umum lainnya bahwa Australia
Serangkaian memutuskan kasus di Kanada, Inggris, dan Selandia baru telah menetapkan bahwa, dalam kondisi yang tepat, proses kontrak mungkin akan berlaku yang mengatur proses tender di satu sisi, kegiatan peradilan mencoba merebut kendala hukum kontrak tradisional dengan menegaskan fleksibilitas untuk kebijaksanaan pemerintah untuk tender.on sisi lain, meningkatnya kebutuhan untuk tekstur lebih cocok dalam kontrak konstruksi harus dalam bentuk mengakomodasi semua aspek dalam hukum konstruksi (dalam hal ini: proses tender). kekhawatiran ganda dapat dilihat dari contoh hal itu diadakan pada kasus di atas, telah dibentuk plainitiff kontrak dan bahwa dewan lokal, dalam memilih tenderer tertentu, telah terikat dirinya dengan istilah itu sendiri imposed.the conrt tertinggi Kanada memerintah, bahwa ketika persyaratan tersebut sehingga memberikan, jangka waktu permintaan untuk dokumentasi tender. mengikat wiil yang Pengundang dan setiap tenderer yang mengajukan tender sesuai dengan, dari waktu di mana tender diajukan keputusan dalam kasus ini adalah appliedin 1984 oleh Mahkamah Agung baru zaelnd di tandai, di mana terdakwa dewan diadakan tidak mampu menarik menawarkan untuk melakukan pemungutan suara untuk pembagian tanah setelah penggugat telah menyerahkan aplikasi mereka untuk dimasukkan dalam pemungutan suara sesuai dengan iklan
Pengadilan Inggris banding dalam membuat sebuah keputusan yang dapat tersirat ada hubungan yang mengikat dalam periode pra-tender penghargaan. Dalam keadaan kasus theinvitation tender dokumen dianalisis sebagai pupuk lebih karena sebagai undangan hanya untuk mengobati. Ini ditekankan karena sifat scrict prosedur whwrein berdiri di councli Perintah terlampir pemberitahuan merah mengatakan tidak tender yang diterima setelah tanggal terakhir dan waktu tertentu akan de mengakui untuk dipertimbangkan.

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA KINERJA MANAJERIAL PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT WILAYAH YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA

KINERJA MANAJERIAL PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT

WILAYAH YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA

Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi, informasi, dan transportasitelah memacu terjadinya proses globalisasi. Globalisasi mengakibatkan terjadinya pergesekan kekuasaan dalam pasar. Produsen yang lebih mengendalikan pasar, tetapi saat ini konsumenlah yang menentukan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Era globalisasi juga memicu terbentukan sebuah lingkungan bisnis yang sangat kompetitif. Kompetisi global ini telah memberikan banyak pilihan kepada konsumen untuk lebih kritis dalam memilih produk dan jasa yang berkualitas tinggi.

Kualitas produk atau jasa menjadi hal terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Karena produk atau jasa dengan kualitas terbaiklah yang dapat meraih atau jasa mempertahankan pangsa pasar produk atau jasa dikatakan berkualitas jika produk atau jasa tersebut sesuai dengan desain atau spesifikasi dan memenuhi atau melebihi harapan pelanggaran pada harga bersaing yang tersedia di bayar konsumen. Salah satu system yang mengeutamakan kualitas produk atau jasa yang banyak diterapkan dan diadopsi oleh perusahaan – perusahaan adalah total quality management adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk. Yang berfokus kepada perbaikan kualitas secara berkesimbangan atau terus menerus dapat memberikan manfaat kepada perusahaan berupa 1) memperbaiki posisi persaingan 2) meningktkan produk yang bebas dari kerusakan. Perbaikan posisi persaingan selanjutnya dapat meningkatkan pangsa pasar. Meningkatkan penjualan akhirnya meningkatkan laba.

Kinerja perusahaan sudah banyak dibuktikan secara empiris, atau dengan kata lain telah ditemukan banyak bukti nyata di lapangan. Penerapan total quality management berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan secara seluruh tidak dapat di pisahkan dari peningkatan kinerja manajemen itu sendiri sebagai pengelola organisasi. System pengukuran kinerja manajerial .

Selain jasa telkomunikasi yang sangat kompetitif dalam era bisnis saat ini dan pesat perkembangannya. Jasa perbankan juga mengalami hal yang sama. Jasa perbankan merupakan bisnis yang mempunyai karateristik yang sangat spesifik. Jasa perbankan menempati posisi yang sangat penting dalam perekonomian masyarakat yaitu menjembatasi antara sector moneter dan sector riel. Posisi tersebut menyebabkan sector perbankan sangat rentan terhadap kebijakan pemerintah. Untuk membuat kebijakan dalam menghadapi setiap perubahan yang menurut respon dan antisipasi secara cepat dalam rangka mempertahankan eksistensi dan peningkatan daya saing secara tepat. Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali tentang pengaruh penerapan terhadap kinerja manajerial pada jasa perbankan khususnya (BPR).

Bank kredit rakyat merupakan bank local yang hanya berkantor di satu provinsi dengan kegiatan usaha terbatas dan berfokus pada usaha mikro dan kecil (UKM) dan masyarakat desa. Bredasarkan undang – undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah di ubah dengan undang – undang nomor 7 tahun 1998. bank perkreditan rakyatadalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konversial dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

Persaingan yang dialami BPR di sebabkan oleh semakin meningkat jumlah lembaga – lembaga keuangan dan bank umum yang melaksanakan fungsi BPR untuk dapat mendukung kinerja para karyawannya. Berdasrkan penjelasan di atas, maka menjadi menarik untuk melakukan kajian pada kinerja manajerial pada beberapa bank perkreditan di yogyakarta dan sekitarnya .

Total quality management merupakan upaya yang dilakukan terus – menerus oleh setiap orang dalam organisasi untuk memahami, memenuhi dan melebihi harapan dari pelanggan yang di temukan oleh djiptono dan Diana adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus – menerus atas produk, jasa, manusia proses dan lingkungan. Merupakan suatu system manajemen yang mengutamakan kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.

Sebagai suatu kumpulan aktivitas yang berkaitan dengan kualitas tertentu yang memiliki karakterik : 1)kualitas menjadi bagian dari tiap agenda manajemen atas , 2) sasaran kualitas di maksud ken untuk rencana bisnis, 3) jangkauan sasaran di turunkan dari focus pada pelanggan dan pada sesuaian kompetisi di sana adalah sasaran untuk meningkatan kualitas, 4) sasaran disebarkan ke tingkat yang mengmbil tindakan , 5) pelatihan yang dilaksanakan di semua tingkat, 6) pengukuran ditetapkan seluruhnya, 7) manajer puncak secara teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran , 8) penghargaan diberikan untuk performansi terbaik , 9) system imbalan diperbaiki.

Total quality management merupakan pendekatan system secara menyeluruh dan merupakan bagian terpadu strategi tingkat tinggi. System ini bekerja secara horizontal menembus fungsi dan departemen melibatkan semua karyawan dari atas sampai bawah , meluas ke hulu dan hilir ,mencakup mata rantai pemasok dan customer.

Sebagai suatu pendekatan system secara menyeluruh total quality management memiliki 4 prinsip utama : 1) kepuasan pelanggan, 2) respon terhadap setiap orang, 3) manajemen berdasarkan fakta, 4) perbaikan bersinambungan

Sedangkan unsur – unsur total quality management yang harus diperhatikan dalam jalan program dapat berhasil dengan baik: 1)focus pada pelanggan , 2) obsesi terhadap kualitas, 3) pendekatan ilmiah , 4) komitmen jangka panjang, 5) kerja sama tim, 6) perbaikan system secara berkesinambungan , 7) pendidikan dan pelatihan, 8)kebebasan yang terkendali, 9) kesatuan tujuan , 10) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan – kegiatan manajerial ada 8 dimensi:

  1. perencanaan adalah kinerja dalam perencanaan mencerminkan kemampuan manajer dalam menentukan tujuan , kebijakan , penjadwalan kerja, penganggaran , merancang produser.
  2. investigasi adalah kinerja manajer di bidang ini mencerminkan kemampuan manajer dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk di catatan, laporan, dan rekening ,pengukuran hasil.
  3. pengkoordinasian adalah meliputi pertukaran informasi dengan pihak – pihak lain dibagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, hubungan dengan manajer lain
  4. evaluasi adalah kinerja manajer dalam melakukan evaluasi mencerminkan kemampuan manajer dalam menilai dan mengukur proposal atau usulan kegiatan yang ada , kinerja yang diamati atau di laporkan , penilaian pegawai.
  5. pengawasan adalah pengawasan kinerja manajer mencerminkan kemampuan nya dalm mengarahkan , memimpin ,dan mengembangkan bawahan , membimbing,pelatihan
  6. pengaturan staff adalah kinerja manjer dalam staffing mencerminkan kemampuan manajer dalam merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru , menempatkan mempromosikan
  7. negosiasi adalah kemampuan manajer dalam negosiasi meliputi kemampuan dalam melakukan pembelian , penjualan dan melakukan kontak untuk barang atau jasa
  8. perwakilan adalah kinerja manajer dalam perwakilan mencerminkan kemampuan manajer dalam mewakili perusahaan di pertemukan dengan perusahaan lain

terdapat beberapa penellitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi manjer terhadap penerapan pada kinerja yang telah dilakukan sebelumnya. Total quality management dilandasi oleh filsofi yang menekankan pada proses perbaikan secara berkelanjutan melalui eliminasi pemborosan meningkatkan kualitas dan ketrampilan untuk menurunkan biaya . semua perbaikan pasti melibatkan para manajer sebagai ujung tombak perbaiki yang akan dilakukan pemahaman dan kesadaran para manajerakan program perbaikan secara berkelanjutan yang telah di rumuskan perusahaan akan menghasilkan. Pelaksanaan yang telah dirumuskan perusahaan akan menentukan keberhasilan pelaksanaan perbaikan itu sendiri. Pelaksanakan perbaikan yang dilakukan oleh para manajer akan mencerminkan dalam kegiatan yang dilakukan , yaitu dalam pengelolaan organisasi atau tugas- tugas manajer. Semakin tinggi pemahaman dan kesabaran para manajer akan program – program perbaikan berkelanjutan , mestinya semakin baik pula dalam pelaksanaan program perbaikan berkelanjutan yang menjadi tugas masing – masing manajer.

Kinerja manajer adalah kinerja para individu dalam kegiatan – kegiatan manajer. Populasi dalam penelitian ini adalah manajer yang di pimpin departemen fungsional yang merupakan manajer. Pemilihan ini berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: 1) merupakan pelaksana keputusan manajemen puncak yang mampu berinteraksi dengan karyawan dan manajemen puncak, 2) biasanya terlibat langsung dengan kebijakan dan pembuatan keputusan yang dilaksanakan oleh manajemen puncak.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen yaitu kinerja manajerial dan variabel independent di pilih dengan alasan untuk menghindari kemungkinan pengukuran kinerja yang tidak repsentatif. Responden di minta untuk menilai kinerja sendiri di bandingkan dengan rata – rata kinerja rekan responden , dengan menggunakan skala satu sampai dengan sembilan. Terdiri perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengatur staff, negosiasi dan perwakilan .

Penerapan total quality management adalah penerapan prinsip – prinsip dalam lingkungan perusahaan .pengukuran variabel penerapan total quality management dengan skala. Variabel ini untuk mengukur persepsi manajen secara individu mengenai penerapan dilingkungan perusahaan .

Uji validitas dan reliabilita adalah uji untuk memastikan bahwa masing – masing pernyataan akan terklasifikasi pada variabel – variabel yang telah di tentukan . Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotensis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan total quality management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial pada bank perkreditan rakyat di Yogyakarta dan sekitarnya . Kesimpulan berdasarkan pada hasil uji hipotesis. Dengan diterima dari pengujian hipotensis. Penerapan total quality management berpengaruh secara positif dan signifikan dalam lingkup ilmu statistika artinya tidak dapat diabaikan. Sedangkan positif artinya perubahan kinerja manajerial tersebut searah dengan perubahanpenetapan total quality management semakin tinggi penetapan , maka kinerja manajerial semkin meningkat.

HIPOTASIS PASAR EFISIEN BERBASIS PERSPEKTIF PENGUKURAN : SUATU GAGASAN DAN PENGUJIAN ALTERNATIF TERHADAP EFISIENSI PASAR

HIPOTASIS PASAR EFISIEN BERBASIS PERSPEKTIF

PENGUKURAN : SUATU GAGASAN DAN PENGUJIAN

ALTERNATIF TERHADAP EFISIENSI PASAR

Efisiensi pasar merupakan fitur sentral dari pasar modal. Fama (1970) menyatakan bahwa suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga – harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Jones (1995) memperbarui definisi pasar efisien dengan memasukan unsure kecepatan penyesuaian secara umum sebagaimanadinyatakan oleh Beaver (1998) efisiensi pasar didefinisikan sebagai hubungan antara harga – harga sekuritas dengan informasi.

Definisi efisiensi pasar tersebut, yang kemudian berkembang dan digunakan secara luas dalam berbagai literature akuntansi, menceeminkan perspektifinformasi terdapat dua perspektif dalam pendekatan kegunaan keputusan informasi akuntansi, yaitu perspektif pengukuran akuntansi untuk menentukan nilai perusahaan. Sedangkan perspektif informasi lebih menekankan penyediaan informasi informasi sebanyak – banyaknya bagi investor.

Konsep awal dari efisiensi pasar sebenarnya lebih berpijak pada perspektif pengukuran. Baever (1998) menyatakan bahwa isu efisiensi pasar terkaitan dengan informasi laporan keuangan berawal dari praktik analis sekuritas yang mencoba menemukan sekuritas – sekuritas dengan harga yang berkurang benar . sekuritas – sekuritas yang harganya kurang benar merupakan sekuritas – sekuritas yang harganya menyimpang dari nilai intrinsiknya atau nilai fundamentalnya. Untuk konteks seperti ini, maka efisiensi pasar diukur dari seberapa jauh harga- harga sekuritas menyimpang dari nilai intrinsiknya . Pada perkembangan selanjutnya, konsep efisiensi pasar yang didasari perspektif pengukuran ini tidak berkembang.

Makalah ini bertujuan untuk merumuskan suatu proposisi teruji mengenai efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran, dan menguji secara empiris proposisi tersebut. Pentingnya perspektif pengukuran menjadi motivasi penelitian ini. Pada tahun 2000 menunjukkan bergeraknya pendulum kearah perspektif pengukuran , setelah sebelum nya sangat menekan informasi dengan banyaknya pengungkapan wajib.

Premis utama di tawarkan dan diuji dalam makalah ini mengenai efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran adalah : dalam pasar efisien, nilai, sekuritas seharusnya berasosiasi kuat dengan angka akuntansi yang mampu mencerminkannilai perusahaan . Premi ini dapat diturunkan dalam suatu bentuk penguji efisiensi pasar .Harga sekuritas dengan angka akuntansi ditentukan oleh kualitas angka akuntansi menunjukan kemampuan angka ankuntasi. Kualitas anka akuntasi menunjukan kemampuan angka akuntansi untuk merefleksikan nilai perusahaan . jadi, pengujian empiris atau efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran adalah pengujian pengaruh kualitas angka akuntansi secara spesifik adalah laba akuntansi terhadap asosiasi. Penalaran lebih lanjut mengenai pengujian empiris ini .

Hipotensis pasar efisiensi berbasis perspektifpengukuran yang dirumuskan dan di ujikan dalam makalah ini diharapkan dalam perkembangan literature –literatur akuntansi. Sepanjang pengetahuan penulisan, menelaah dan menguji secara empiris pengujian efisisensi pasar berbasis dapat pendorongan berkembangan hipotesis pasar efisiensi berbasis

Selain itu, pengujian efisiensi pasar berbasis spektif pengukuran ini di harapkan dapat memberikan usulan pemecahaan masalah dalam pengujia efisiensi pasar dan pengujian kegunakan informasi akuntansi didasarkan oleh asumsi bahwa pasar secara efisiensi mencerminkan nilai intrisik suatu perusahaan. Sedangkan pengujian efisiensi pasar dilakukan denan melihat respon pasar terhadap suatu informasi yang dirumuskan relevan dengan nilai perusahaan jadi, kedua pengujian ini saling mengasumsi. Hal ini dapat dipecahkan dengan memastikan terlebih dahulu kualitas informasi akuntansi yang terhadapan pasar bereaksi. Nilai sekuritas merupakan bentukan dari reaksi pasar. Jika angka akuntansi mempunyai kualitasyang sangat baik maka dalam pasar yang efisien, harga sekuritas akan berasosiasi kuat dengan angka akuntansi .

Secara umum, efisiensi pasar didefisikan sebagai hubungan antara harga – harga sekuritas dengan informasi. Bahwa suatu pasar sekuritas dikatakan efisiensi jika harga – harga sekuritas mencerminkan secara penuh. Pasar yang efisisen adalah pasar yang harga – harga sekuritas secara tepat dan penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia. Menyebut efisiensi pasar jika semua informasi tersedia dan semua pelaku pasar dapat mengambik keputusan dengan canggih sebagai efisiensi pasar secara keputusan .

Perkembangan konsep efisiensi pasar sebagaimana di paparkan di atas sangat berbeda dengan konsep awal efisiensi pasar pada mulanya. Konsep awal dari efisiensi pasar yang berhubungan dengan informasi laporan keuangan berasal dari praktik analisis sekuritas yang mencoba menemukan sekuritas – sekuritas yang berhargai kurang benar. Merupakan sekuritas – sekuritas yang berharga menyimpang dari nilai intrinsiknya atau nilai fundamental. Untuk konteks seperti ini maka efisiensi pasar diukur dari beberapa jauh harga – harga sekuritas intrinsik. Perkembangan konsep efisiensi pasar selanjutnya tampaknya tidak berpegangan pada konsep , melainkan lebih menjurus kepada aspek akurasi dari return ekspektasi investor , ketersediaan informasi , kecepatan pasar enyerapkan informasi tersebut dan ketepatan reaksi pasar terhadap informasi tersebut. Konsep awal efisiensi pasar lebih merefleksikan pengukuran.

Efisiensi pasar merupakan hal penting bagi laporan keuangan . menyaakan beberapa alas an pentingnya efisiensi pasar bagi pelaporan keuangan. Efisiensi pasar juga mempengaruhi apakah pengungkapan suatu item dalam catatan kaki laporan keuangan pengakuan item tersebut dalam laporan keuangan dapat . efisiensi pasar juga mempengaruhi seberapa penting data pelaporan keuangan relative terhadap total bauran informasi .

Terdapat dua perspektif dalam pendekatan kegunaan – keputusan yaitu perspektif informasi dan perspektif pengukuran. Perspektif informasi lebih menekankan pengungkapan penuh apapun bentuknya, meningkatkan kegunaan informasi akuntansi bagi investor. Akuntan dapat meningkatkan posisi kompetitif dalam informasi dengan cara menyediakan informasi yang berguna .

Perspektif pengukuran lebih menekankan peran fundamental dari informasi akuntansi keuangan untuk menentukan nilai perusahaan. Perspektif pengukuran ini di dorong oleh pengembangan teori yamg lebih peran dasar bagi laporan keuangan dalam melaporkan nilai perusahaan. Menyatakan gagasan fundamental yang mendasari perspektif pengukuran adalah bahwa akuntansi seharusnya mengukur secara langsung dan melaporkan informasi dasar yang diperlukan oleh investor yaitu nilai perusahaan.

Hipotensis pasar efisiensi berbasis perspektif pengukuran mengacu kepada konsep awal efisiensi pasar, yaitu efisiensi pasar diukur dari seberapa jauh harga – harga sekuritas menyimpang dari nilai intrinsiknya. Suatu pasar yang efisiensi menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang bernilai – nilai sekuritas tidak menyimpang dari nilai – nilai intriksinya perusahaan menyebabkan konsep efisiensi pasar ini tidak berkembang lebih lanjut.

Penalaran diatas mendasari premis efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran sebagai berikut : dalam pasar yang efisiensi, nilai sekuritas seharusnya berasosiasi kuat dengan angka akuntansi yang mampu mencerminkan nilai perusahaan ; dan sebaiknya tidak berasosiasi dengan angka akuntansi yang tidak mencerminkan nilai perusahaan .

Premis ini dapat di turunkan menjadi proposisi yang dapat diuji sebagai berikut: asosiasi harga sekuritas dengan angka akuntansi di pengaruhi oleh kualitas angka akuntansi tersebut. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa kualitas angka akuntansi untuk merefleksi nilai perusahaan. Pengujian empiris atas efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran adalah pengujian pengaruh kulitas angka akuntansi terhadap asosiasi nilai sekuritas dengan angka akuntansi

Secara spesifik, pengujian empiris dalam makalah ini memfokuskan pada kualitas angka laba akuntansi menyatakan bahwa kualitas laba merupakan fitur penting dari produk pelaporan keuangan . menyatakan bahwa kualitas laba menunjukan kepada kemampuan laba untuk memenuhi tujuan utama pelaporan keuangan , yaitu menyediakan informasi bagi investor dan kreditor serta pemakai lainnya , yang bermanfaat untuk mengevaluasi prospek aliran kas perusahaan .

Angka laba yang berkualitas tinggi mampu mengindikasikan secara lebih baik tentang nilai perusahaan. Dengan demikian , dalam pasar yang efisiensi , harga sekuritas akan berasosiasi kuat dengan angka laba yang berkualitas tinggi, dan sebaliknya tidak berasosiasi dengan angka laba yang berkualitas rendah dengan kata lain dalam pasar efisiensi , kualitas laba mempengaruhi kekuatan hubungan antara harga sekuritas dengan angka laba .

Pengujian efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran sebagaimana dirumuskan di atas , mampu mengatasi masalah dalam pengujian kegunaan informasi akuntansi. Dalam pengujian kegunaan informasi akuntansi dan pengujian hipotensis pasar efisiensi. Pengujian kegunaan informasi akuntansi didasarkan oleh akuntansi bahwa pasar secara efisiensi mencerminkan nilai intrinsuk suatu perusahaan. Dilakukan dengan melihat respon pasar terhadap suatu informasi yang diasumsikan relevan dengan dipecahkan dengan memastikan terlebih dahulu kualitas informasi akuntansi yang terhadap pasar bereaksi. Nilai sekuritas merupakan bentuk dari reaksi pasar. Jika angka akuntansi mempunyai kualitas yang baik , maka dalam pasar yang efisiensi, harga sekuritas akan berasosiasi kuat dengan angka akuntansi yang berkualitas. Dengan pengujian semacam ini maka asumsi bahwa informasi yang direaksi oleh pasar adalah informasi yang relevan dengan nilai perusahaan, tidak diperlukan lagi,karena kualitas informasi akuntansi tersebut dapat ditentukan .

Berdasarkan penalaran logis diatas, pengujian efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran adalah menguji pengaruh kualitas laba terhadap kekuatan hubungan harga sekuritas dengan angka laba akuntansi. Dengan asumsi bahwa investor dipasar modal cukup rasional, maka terdapat diekspektasi bahwa harga pasar yang di bentuk adalah efisiensi. Sehingga harga sekuritas akan berasosiasi dengan angka laba yang berkualitas rendaah.

Pengujian terhadap hipotesis pasar efisiensi berbasis perspektif pengukuran ini menunjukan hasil yang berkonsisten, yaitu kualitas laba berpengaruhi positif signifikan statistic terhadap hubungan harga sekuritas dengan harga angka laba jadi, hipotensis pasar efisiensi berbasis perspektif pengukuran dalam riset didukung .

Hal ini pengujian ini mengindikasikan bahwa nilai sekuritas berasosiasi kuat dengan proksi nilai intrinsic perusahaan. Harga sekuritas berasosiasi kuat dengan angka akuntansi berkualitas tinggi. Angka akuntansi berkualitas tinggi lebih mampu merefleksikan nilai perusahaan dibandingkan dengan angka akuntansi berkualitas rendah.

Makanya ini bertujuan untuk menawarkan suatu proposisi teruji tentang efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran, serta menguji secara empiris atas proposisi tersebut. Premi utama yang ditawarkan dan teruji dalam makalah ini mengenai efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran adalah dalam pasar yang efisien. Berdasarkan pemahaman bahwa kualitas angka akuntansi menunjukan kemampuan angka akuntansi untuk merefleksikan nilai perusahaan .

Hasil pengujian empiris menunjukan dukung terhadap efisiensi pasar berbasis perspektif pengukuran untuk bursa efek Indonesia. Kualitas laba berpengaruh positif signifikan statistis terhadap hubungan harga sekuritas dengan angka laba. Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa harga sekuritas bursa efek Indonesia berasosiasi kuat dengan angka akuntansi yang berkualitas tinggi saja .

Pengujian empiris dalam makalah ini memfokuskan pada kualitas angka akuntansi yang lain. Hal ini merupakan terbatasan utama penelitian ini. Selain penalaran bahwa kualitas laba merupakan fikur penting dari produk pelaporan keuangan , pertimbangan yang mendasari focus pada kualitas laba adalah belum berkembang konsep kualitas angka akuntansi selain laba .

Sedikitnya jumlah perusahaan yang di masukan sebagai sample dalam penelitian ini juga merupakan keterbatasan penelitian. Hal ini dapat membatasi generalisasi hasil penelitian. Riset yang akan datang peluang untuk penelitan ini dengan jumlah sample perusahaan yang lebih luas dan cakupan periode pengamatan berbagai keterbatasan tersebut. Riset yang akan datang juga berpeluang untuk menguji dan mengembangkan lebih lanjut hipotesis pasar efisiensi berbasis perspektif pengukuran yang ditawarkan .